Mengenal Talas Unggul Indonesia: Talas Pratama

Talas (Colocasia Esculenta (L) Schoot) merupakan sumber karbohidat alternatif pengganti nasi. Mengkonsumsi talas lebih baik bagi penderita diabetes karena indeks glikemik talas lebih rendah dibanding beras, kentang, dan glukosa. Menurut Pakar Gizi dari IPB, Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, indeks glikemik talas termasuk rendah yaitu dibawah 55.

Indeks glikemik (IG) suatu makanan diukur dengan skala 1–100. Semakin tinggi angka indeks glikemiknya, semakin cepat pula makanan tersebut dapat meningkatkan kadar gula darah. (alodokter.com). Sebagai perbandingan, indeks glikemik nasi putih sekitar 80-an. Jadi, dilihat dari indeks glikemik, mengkonsumsi talas lebih aman daripada mengkonsumsi nasi bagi penderita diabetes tipe 2.

Baca: 9 jenis talas di Indoensia

Indonesia mempunyai banyak talas unggulan, baik yang alami maupun hasil pemuliaan tanaman, salah satunya adalah Talas Pratama. Talas Pratama ada dua, Pratama I dan Pratama II. Talas Pratama berpotensi menjadi sumber makanan masa depan karena menghasilkan umbi yang besar.

Dikutip dari BPTP Jawa Barat, berikut karakteristik Talas Pratama.

Karakteristik Talas Pratama 1:

• Pelepah daun berwarna Hijau-Kuning Tua (RHS 144-B)
• Cepat berbunga
• Bentuk umbi memanjang
• Tekstur daging umbi lebih lunak (kurang padat), pulen
• Serat daging umbi lebih banyak
• Lebih cocok bila diolah sebagai keripik (lebih renyah)

Karakteristik Talas Pratama 2:

• Pelepah daun berwarna Ungu-Merah Keabuan (RHS N77-C)
• Tanaman lambat/jarang berbunga
• Bentuk umbi bulat
• Tekstur daging umbi lebih padat, pulen
• Serat daging umbi sedikit
• Lebih cocok bila dimasak dengan cara dikukus

Sejarahnya, nama Pratama diambil dari nama 3 orang peneliti dari Institut Pertanian Bogor. Talas Pratama merupakan hasil riset dari proyek TARONET, yang kemudian diberi nama PRATAMA, singkatan dari nama penemunya yaitu PRAna (Made Sri Prana), Tatang Kuswara Bsc., dan MAria Imelda MSc.

Saat ini Talas Pratama sudah dikembangkan di beberapa daerah di Jawa Barat antara lain di Garut, Sumedang, Cirebon, Indramayu, Kuningan, dan Bogor. Talas pratama bisa hidup dengan baik di lahan dengan ketinggian 0 – 1.200 M dpl, curah hujan 600 – 3.000 ml/ tahun, tanah Latosol, dan pH tanah 4,5—6,0. relatif asam.

Keunggulan talas pratama antara lain adalah umbinya yang besar, bisa mencapai 8kg/umbi, tidak gatal. Di usia 4-5 bulan talas Pratama bisa menghasilkan umbi mencapai bobot 4 kilogram. Dalam satu ujicoba, ada talas yang mencapai bobot 7,6 kilogram dalam umur 7 bulan. Sementara talas jenis lain di umur yang sama hanya mencapai bobot 3 kilogram. Selain itu, talas pratama lebih tahan penyakit dibanding talas semir dari Sumedang.

Budidaya talas pratama sangat menguntungkan, seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan sebagai produk turunan. Dari daun, batang, kulit umbi, sampai umbi talas. Umbi Talas bisa diolah menjadi kripik talas, bolu talas, muffin talas, talas goreng, tepung talas, brownies talas, maupun cukup direbus. Talas pratama berpotensi sebagai pengganti nasi dengan dijadikan beras analog dari talas pratama. Dengan dijadikan beras talas pratama bisa disimpan lebih lama. Sementara daunnya untuk sayur buntil. Selain untuk konsumsi lokal, Talas Pratama sangat berpeluang untuk diekspor.

Untuk harga umbi talas pratama di pasaran mencapai Rp10000-15000 per kg, kalau satu pohon bisa 8kg berarti menghasilkan 80-120ribu.

Saat ini batang, daun, dan umbi talas sudah menjadi komoditas ekspor. Daun talas digunakan untuk pengganti tembakau dengan harga per kg 2 Dolar AS. Negara tujuan ekspor produk talas adalah Taiwan, Thailand, China, Jepang, Hongkong, dan Australia.

Talas Pratama menghasilkan umbi yang besar, ini merupakan tanaman yang sangat direkomendasikan untuk ditanam sebagai komoditi ekspor. Bagi para petani yang ingin menanam komoditas baru, talas pratama bisa menjadi pertimbangan. Ayo menanam talas Pratama, talas unggul dengan hasil besar. Bisa untuk memenuhi konsumi masyarakat atau untuk ekspor.