Namanya Ahmad Fauzi, dia adalah karyawan di sebuah BUMN di Karawang, Jawa Barat. Di sela-sela kesibukan sebagai karyawan dia memanfaatkan waktu dengan mengurus dan berbisnis tanaman hias. Memanfaatkan lahan kecil di samping rumahnya, dia sekarang mengoleksi ratusan tanaman dan melayani pembelian dari seluruh Indonesia.
Perjalanan menjadi penghoby tanaman hias sudah dimulai sejak Fauzi masih bersekolah di SMK sekitar tahun 2007. Dia mulai memelihara tanaman karena mengikuti orang tuanya yang petani. Kemudian setelah lulus, bisa mencari uang sendiri, mulai mengumpulkan tanaman yang bisa dijual. Setelah bekerja, punya penghasilan, usaha ini semakin dikembangkan dengan menambah koleksi tanaman hias sehingga koleksinya banyak seperti sekarang.
Sekarang di teras dan serambi rumahnya ada ratusan koleksi tanaman hias dari Anturium, Philodendron, Caladium, Alocasia, Sukulen, Sansevieria, Monstera, Drasena, Adhenium, dll. Fauzi memanfaatkan sisa tanah hook di rumahnya yang terbatas untuk tempat menaruh tanaman hias. Dari usaha ini Fauzi bisa menjual tanaman hias dengan omzet jutaan rupiah per bulan.
Awal mula menekuni hoby tanaman hiasa, Fauzi belajar melalui buku dan majalah-majalah pertanian, website, dan video. Kalau sekarang dengan populernya media sosial, Fauzi belajar melalui grup-grup hoby atau jual beli tanaman hias di media sosial. Kemudian era lokapasar/marketplace, Fauzi juga memanfaatkan layanan ini untuk menjual koleksinya.
“Sekarang banyak sekali grup-grup yang membahas mengenai tanaman, dari pemeliharaan sampai jual beli”, kata Fauzi.
Untuk belajar tanaman hias, Fauzi menyarankan lewzt media sosial Facebook dan Instagram. Menurutnya, selain pengunanya banyak, kedua media sosial itu mempunyai fitur-fitur yang mendukung usaha bisnis tanaman hias. Banyak sekali grup mengenai pemeliharaan tanaman, grup belajar, grup jual beli, dll.
“Dengan pengguna yang banyak kita memiiki kesempatan lebih luas untuk bertemu pembeli dan pemilik tanaman hias yang lain,” tambahnya.
Berbisnis tanaman hias tidak selalu lancar, ada juga kendala-kendalanya, beberapa di antaranya adalah permodalan dan waktu. Tanaman hias, apalagi yang masih baru dan langka harganya mahal, itu menjadi kendala dalam memperbanyak koleksi. Selain itu, merawat tanaman hias perlu kesabaran, karena merawat benda hidup.
“Untuk mendapatkan jenis-jenis baru masih tinggi. Contoh tanaman Philodendron Florida beauty variegata, ini 3 daun 1.5 juta. Baru bisa dijual 1-2 bulan kedepan”, katanya.
Menurutnya, perlu investasi dan waktu untuk merawatnya sampai kemudian bisa menjualnya. Membagi waktu juga menjadi tantangan tersendiri, harus membagi wktu antara bekerja di perusahaan dan merawat tanaman.
“Kadang-kadang sampai malam untuk mengurus tanaman, atau mengikuti lelang tanaman, tapi kalau dilakukan dengan senang, tidak terasa”, katanya.
Mengenai tanaman yang banyak dicari, kata Fauzi, saat ini yang banyak dicari itu tanaman mutasi, ada yang variegata, monstata.
Bisnis tanaman hias semakin menjanjikan. Tidak harus punya modal besar dan lahan luas. Kalau anda hoby, bisnis tanaman hias bisa dilakukan dengan mengoleksi tanaman hias untuk hoby, mengembangkannya kemudian menjualnya kalau ada kelebihan koleksi. Kalau sudah punya pelanggan, anda bisa menambah koleksi untuk melayani pelanggan anda. Ahmad Fauzi sudah membuktikan, dari hoby, dengan lahan terbatas, sekarang bisa menjalankan bisnis tanaman hias melayani pembelian dari seluruh Indonesia. Dan ini menghasilkan tambahan uang.
Tertarik dengan tanaman hias? Bisa menghubungi Ahmad Fauzi melalui IG @SyahiraNurseri, FB: @ojiedarojie, WA: 0856 8357 542