Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong produksi petani menlalui penggunaan benih VUB (Varietas Unggul Baru). Tidak mau ketinggalan, Indonesia belahan timur yaitu Kabupaten Jayapura, tepatnya di Nimbokran, Poktan (Kelompok Tani) Karya Tani Bersama juga mengusahakan budidaya padi yang dirilis Badan Litbang Kementan yaitu varietas Cakrabuana Agritan dan Inpari 46.
Kelompok Tani Karya Tani Bersama melalui kegiatan panen bersama dengan salah satu uni kerja Kementan BSIP (Badan Standardisasi Instrumen Pertanian) Papua membuktikan keberhasilan dalam memproduksi padi Varietas Cakrabuana dan Inpari 46. Kondisi iklim yang melanda Indonesia saat ini (El Nino) dengan banyak keterbatasan, baik kebutuhan air hingga penggunaan pupuk dan pemakaian pestisida yang terbatas pula tidak menyurutkan semangat petani dalam berusaha.
Sumarno, sebagai ketua poktan tersebut hampir tidak percaya dengan hasil panen cukup sesuai dengan harapan. Hasil panen memang masih jauh dari potensi hasil karena ditanam pada musim kemarau yang selayaknya memerlukan pasokan air yang cukup juga keterbatasan sarana produksi.
“Rata – rata hasil ubinan dipeoroleh Padi Cakrabuana 2,1 Kg GKP (gabah kering panen) dengan produksi 3,3 Ton/Ha. Sedangkan untuk Varietas Inpari 46 rata-rata hasil ubinan 2,4 Kg GKP (gabah kering panen) dengan produksi 3,8 Ton/Ha,” ujar Sumarno, Sabtu, (03/09/23).
Dengan keberhasilan ini, Kepala BSIP Papua, Martina Sri Lestari, mengatakan bisa menjadi insirasi atau motivasi bagi kelompok tani lain ataupun petani padi untuk ikut menanam padi Cakrabuana dan Inpari 46.
“Keunggulan jenis padi ini adalah umurnya yang super genjah kurang lebih 80-95 HST (Hari setelah tanam), tahan hama penyakit dan juga dapat ditanam berulang ulang sehingga tidak menyebabkan ketergantungan benih dari luar selain itu memiliki rasa dan tekstur yang lebih unggul dibandingkan varietas lain,” ungkapnya.
