Logo Taninews.com - media informasi dan hobi pertanian

Pertanian di Israel, lahan tandus tapi menghasilkan

 Admin Satu  Penulis   Karawang   13/11/2022  diubah:15/03/2023 at 12:48     Berita   

Pertanian di Israel, lahan tandus tapi menghasilkan
Lahan pertanian di Israel. Foto: institute.global

Israel adalah negara yang tandus, kekurangan air, sedikit lahan subur yang bisa ditanami, tetapi bisa menjadi penghasil produk pertanian yang besar. Hal ini tak lepas dari penggunaan teknologi untuk budidaya tanaman, manajemen sumber daya air, dan pengolahan lahan.

Kalau dilihat, lahan di Israel tidak cocok untuk pertanian. Dua pertiga wilayahnya berupa lahan kering atau setengah kering dengan tanah yang tandus. Mengutip dari wikipedia, hanya 20% lahan yang secara alami bisa ditanami. Tahun 2008, sektor pertanian menyumbang 2.5% dari GDP dan 3,6% dari ekpsor. Meskipun pekerja di sektor pertanian hanya 3.7% dari angkatan kerja, Israel memproduksi 95% dari kebutuhan makanan negaranya dan melengkapi kekurangannya dengan impor untuk produk biji-bijian, minyak sayur, daging, kopi, coklat dan gula.

Dengan kondisi yang kurang ideal tersebut, Israel bukan saja bisa mengubah lahan yang tandus menjadi penghasil pertanian yang besar, tapi berkembang menjadi pemimpin dalam bidang pertanian dan manajemen sumber daya air. Di sisi lain, banyak negara yang mempunyai sumber daya alam melimpah, dengan lahan, air, kesuburan, tapi masih bergelut dengan pemenuhan makanan pokok rakyatnya.

Termasuk Indonesia, negara kita masih perlu meningkatkan produktivitas pertaniannya agar menjadi negara yang bisa memenuhi sebagan besar keperluan rakyatnya.

Apa yang membuat pertanian Israel maju? Mengutip situs Tony Blair Institute for Global Change, ada beberapa pendorong majunya pertanian di Israel. Ini tentu terlepas dari masalah politik dengan Palestina.

Yang pertama, pemerintahan yan efektif, terutama pendekatan kebijakan di awal-awal berdirinya, tahun 1950-an dan 1960-an. Pemerintahan Israel di awal-awal berdirinya visi dan komitmen jangka panjang untuk pembanngunan pertanian dan manajemen air. Ini ditunjukkan dengan angaran 30% untuk pertanian dan manajemen air, dan 30% untuk pendidikan.

Hal ini didukung kelembagaan yang kuat dan efisien dengan adanya badan yang khusus yang mengurusi tanaman, seperti sayurna dan buah, sehingga agro ingustri didororng untuk menghasilkan produk yang kompetitif di pasaran. Hasilnya, produk buah dan sayur Israel bisa bersaing di pasar,

Kedua, keberadaan organisasi petani. Sejak awal, petani Israel diorganisasikan ke dalam koperasi yang dikelola dengan baik (Kibbutzim dan Moshavim) atau merupakan petani swasta yang diwakili oleh asosiasi petani yang berpengaruh. Adanya akses ke unit produksi yang lebih besar ini sangat penting untuk meningkatkan daya tawar mereka, sehingga memungkinkan mereka untuk bersaing dan secara efektif memperoleh akses ke keuangan, penelitian, pelatihan, informasi pertanian dan pasar.

Ketiga adalah pendekatan berorientasi pasar yang tegas. Pasar berfungsi sebagai penunjuk jalan untuk perencanaan, prioritas dan koordinasi baik bagi pemerintah maupun petani. Sejak awal terdapat perkembangan paralel dari pasar domestik untuk swasembada pangan dan pasar ekspor internasional untuk pertumbuhan ekonomi.

Pasar juga merupakan kunci untuk penelitian pertanian Israel, yang selalu berfokus pada bagaimana meningkatkan keunggulan kompetitif pertanian Israel. Beginilah cara Israel memimpin dunia dalam berbagai produk termasuk kurma, delima, jeruk, dan tomat.

Keempat, Israel memiliki pendekatan kebijakan yang berpusat pada petani, multidisiplin dan inovatif untuk memecahkan masalah petani dan sektor swasta. Kunci dari pendekatan ini hubungan yang erat antara peneliti, penyuluh pertanian dan petani. Ini dilengkapi dengan dukungan agroindustri, yang penting untuk mengkomersialkan solusi inovatif dan membuatnya tersedia secara nasional.

Tentu saja, kesuksesan Israel dalam pembangunan pertanian tak lepas dari dukungan negara ssponsornya. Pada masa awal Israel, dukungan internasional seperti dari diaspora, Amerika Serikat, dan Inggris disalurkan pada tahap awal pembangunan Israel kemudian dibelanjakan untuk mendukung sektor pertanian.

Misalnya, sejak tahun 1950-an Israel membanguan jaringan pipa air sepanjang 250 kilometer – sebuah proyek yang dianggap tidak praktis oleh banyak insinyur pada saat itu – dari Laut Galilea di utara hingga Gurun Negev di selatan. Ini adalah sebagian besar alasan mengapa pertanian berkembang pesat saat ini di selatan Tel Aviv.

Indonesia yang kaya akan lahan subur, air yang tercukupi, dan musim yang ramah tanaman bisa menjadi negara pertanian yang kuat. Seperti di Israel, peran peneliti, penyuluh pertanian, dan petani sama-sama penting untuk didukung. Peneliti berbicara di tingkatan ideal, penyuluh pertanian menyambungkan antara pemerintah, peneliti, dan petani; kemudian petani menjadi pihak yang menggunakan teknologi hasil dari para peneliti.

Peran pemerintah sangat penting untuk kemajuan pertanian di Indonesia. Makanan adalah senjata masa depan, menguasai makanan menguasai masa depan.

Tags

gurunisraelpertanian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Profile

foto user
Admin Satu
 Penulis   Karawang

Ini adalah administrator satu. Bertanggungjawab menangani pengaturan website seperti mengunggah artikel, memperbaiki tampilan, menambah fungsi, mengubah role anggota, dll.

Lihat Profil
Belum menjadi anggota?
Daftar di sini

Tulisan dari Admin Satu


Terkait

Prabowo kampanyekan singkong di forum G20
 Admin Satu  Penulis   Karawang

Prabowo kampanyekan singkong di forum G20


  14/11/2022   Berita