Taninews.com.Jakarta. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman Mengajak para Kepala Dinsa Pertanian Se- Indonesia Pada Rapat Koordinasi Akselerasi Percepatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung. Dia ingin Indonesia bangkit dan mampu mencapai swasembada sehingga tak lagi bergantung pada kebijakan impor.
Untuk diketahui bersama bahwa kondisi Dunia sekarang adalah krisis pangan energi saat ini, ada negara yang sudah kelaparan kemudian ada negara tak ingin mengekspor lagi dan ini sangat berbahaya dan menyetop ekspor itu adalah India,Pakistan,Vietnam,Thailand dan Myanmar. Beberapa negara menghentikan itu karena kondisi El Nino, jadi kita harus berdaulat dan swasembada kita harus berdiri dikaki sendiri. “Ucap Pak Menteri”.
Menteri Pertanian pun melakukan dialog dengan para Kepala Dinas terkait kondisi terkini di beberapa wilayah termasuk produksi Padi dan Jagung,dari dialog terlontar bahwa ada beberapa wilayah yang mengalami penurunan produksi dan ada pula yang terjadi peningkatan hal ini disebabkan kondisi saat ini Indonesia dilanda El Nino yang sama halnya pernah dirasakan pada 2015 silam tetapi ini lebih jauh tekanannya dan ini harus dihadapi.
Sedangkan kita ini Indonesia memiliki potensi untuk memberi makan pada dunia dan kita sudah buktikan, kita olah dan eksploitasi lahan kita yang ada, seperti lahan rawa mineral namun bukan lahan gambut dan total potensinya ada 10 juta Ha. Jika ini semua ditanami maka mampu menghidupi dunia dan kita bisa menjadi negara yang hebat, Negara yang Super Power karena pangan itu menentukan, jika krisis ekonomi Indonesia masih aman bahkan petani masih bisa sejahtera, Krisis ekonomi lewat covid 19 itu hanya kita lewati dengan pakai masker tetapi krisis pangan itu akan berdampak krisis politik dan ini berbahaya maka dipastikan tak satupun yang bisa bertahan untuk tidak makan dalam 2-3 hari atau satu minggu dan disaat ini pula kita harus saling bergandeng tangan dan seriusi, segera bergerak bersama sama. Lahan lahan yang bisa digarap yang IP (Indeks Pertanaman) Nol Menjadi satu,Satu menjadi Dua nah ini kita cari segera sisir daerah rawa yang paling bisa dibuat didetailkan, sehingga hari ini saya undang para Kepala Dinas supaya kita tahu mana yang bisa dijadikan sawah dalam waktu singkat dan rancang jika bisa tahun depan 1 juta Ha. “Lanjut Pak Menteri”.
Sementara untuk pupuk,berdasarkan info terkini masih kurang namun setelah dilakukan pengecekan oleh pihak Menteri Pertanian masih ada stock 30% jadi dimana masalahnya? Pertanyaan pun dijawab dengan langsung dirjen PSP (Prasarana dan Sarana) Ali Jamil, ternyata permasalahan umum ada pada distribusi, sehingga Menteri Pertanian berinisiatif langsung kalau bisa buatlah satu grup dengan para Kepala Dinas karena jumlahnya kan kecil kurang lebih 500 orang, dengan harapan bahwa Pak Menteri bisa langsung memantau apa yang terjadi di daerah masing masing, bisa terlaporkan setiap detik.” Pinta Pak Menteri”.
Sedangkan untuk ketersediaan bibit Direktur Jenderal Tanaman Pangan menyampaikan akan segera menyiapkan sedetail mungkin segala kebutuhan benih masyarakat sesuai kebutuhan yang di usulkan dan tak lupa pula peran penyuluh jangan di lupakan karena ini yang paling sektoral dalam mendampingi petani karena penyuluh yang paling pertama mengetahui bagaimana kondisi pertanian di daerah sehingga tahun ini berdasarkan Program Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanin (BPPSDMP) memprogramkan untuk kanaikan Biaya Oprasional Penyuluh yang mana sudah 9 tahun tak pernah naik namun BBM (Bahan Bakar Minyak) sudah acapkali naik.
Di Penghujung Arahan Bapak Menteri Pertanian menegaskan mari kita singsingkan lengan untuk merah putih,cetak legacy, buat sejarah, kita ulang dan genjot produksi kita dan harus permanen karena kita adalah Negara besar dan kita mulai dari sekarang. “Tegas Pak Menteri”.