Jengkol termasuk makanan ekstrem, merupakan menu favorit untuk yang suka, sekaligus dibenci bagi yang tidak suka. Aromanya yang kuat memang cenderung memberi pilihan ekstrem: sangat suka atau sangat tidak suka. Mirip durian, punya penggemar fanatik, punya pembenci fanatik.
Jengkol terkenal di beberapa daerah sebagai makanan favorit, misalnya di Betawi, Sunda, juga Jawa. Jegkol di Betawi dijadikan semur jengkol yang sangat disukai bagi yang suka.
Jengkol pernah menjadi berita gara-gara harganya yang melambung tinggi melebihi harga daging ayam. Pada Januari 2023, harga jengkol di Pasar Kramat Jati, Kecamatan Kramat Jati dan Pasar Cibubur, Kecamatan Ciracas Jakarta Timur melonjak hingga Rp 70 ribu per kilogram, melebihi harga daging ayam yang hanya sekitar 40ribu per kg.
Ini berarti jengkol termasuk komoditas penting, punya penggemar fanatik, jadi ketersediaanya harus terjaga. Ini berarti peluang bagi para petani yang ingin mengembangkan tanaman jengkol.
Untuk daerah penghasil jengkol di Indonesia yang paling besar dari Sumatera Barat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jengkol Indonesia tahun 2021 sebesar 152.609ton, dan Sumatra Barat penghasil terbesar jengkol se-Indonesia dengan produksi 26.157ton. Disusul Jawa Barat dengan 25.157ton, kemudian Lampung dengan 17.858ton.
Tapi tahukah anda, jengkol unggul ternyata berasal dari Aceh, tepatnya Kabupaten Aceh Barat Daya. Jengkol unggul asal Aceh ini dinamakan jengkol Abdya (Aceh Barat Daya). Uji keunggulan jengkol ini telah dilakukan terhadap Pohon Induk Tunggal (PIT) Jengkol varietas Abdya terpilih atas nama Jon Harnalis dengan nomor registrasi sementara Jkl. Abdya/ Aceh / 0. 547 / Abdya/ 2019 berlokasi di desa Kayee Aceh, Kecamatan Lembah Sabil, Kabupaten Aceh Barat Daya.
Pengamatan karakteristik telah dilakukan pada periode I (pertama) dimulai bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2019 dan dilanjutkan pengamatan II (kedua) pada bulan April sampai dengan bulan Agustus 2020.
Ditulis aceh.tribunnews.com, pemilik Pohon Induk Tunggal (PIT) jengkol unggul Abdya adalah Tarmizi, warga Desa Kayee Aceh, Kecamatan Lembah Sabil merupakan sosok petani sukses segudang prestasi. Petani yang sudah menggeluti dunia perkebunan sejak puluhan tahun itu merupakan pemilik (PIT) Jengkol Unggul Abdya yang sudah menyandang sertifikat jengkol terbaik se-Indonesia.
Tarmizi mengaku mulai berminat untuk membudidayakan jengkol, sejak tahun 2006 silam, tepatnya di areal perkebunan kawasan Desa Kayee Aceh, Kecamatan Lembah Sabil, Kabupaten Abdya.
Sumber dari website bpsbtph.acehprov.go.id, keunggulan jengkol Abdya ini data produksi buah (polong) per pohon per tahun mencapai 350 – 440 kg, dengan berat pertandan 422 β 637 gram, Jumlah polong per pohon pertahun berkisar 661β 815 tandan.
Selain itu, jengkol Abdya juga tahan dalam proses pengangkutan jarak jauh sehingga jengkol ini juga dikirim di kabupaten lain dalam Provinsi Aceh, provinsi lain di Sumatera, bahkan ke pulau Jawa.
Bibit jengkol varietas Abdya telah dikembangkan oleh pemkab Aceh Barat Daya melalui Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Barat Daya bekerja sama dengan pemulia tanaman dan peneliti dalam rangka penyedian benih sumber untuk pembuatan Blok Fondasi (BF) Jengkol varietas Abdya.
Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh telah melakukan sertifikasi 311.151 batang benih jengkol asal Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) sebagai varietas unggulan nasional yang sudah melalui uji sertifikasi dari Kementerian Pertanian RI.
βIni kita sertifikasi pada 2021, lebih 311 ribu batang benih jengkol varietas unggul Abdya, yang penanamannya sudah menyebar ke seluruh Aceh,β ujar Kepala UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Distanbun Aceh Habiburrahman, seperti dikutip sariagri.com.
Dalam menjaga kelestarian Pohon Induk Tunggal (PIT) Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Barat Daya pada tahun 2020 ini akan bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh membuat Duplikat Pohon Induk Tunggal (PIT) Jengkol varietas Abdya diklasifikaskan sebagai Benih Penjenis (BS) pada lokasi Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura Saree – Aceh.
Pembuatan Blok Fondasi (BF) sudah dilakukan akhir tahun 2020 secara berkelanjutan dengan menggunakan hasil perbanyakan PIT (kelas Benih Penjenis/BS) melalui sistem perbanyakan benih secara vegetatif. Selain itu Dinas Pertanian Tanaman dan Pangan Kabupaten Aceh Barat Daya juga bekerja sama dengan penangkar benih Jengkol setempat dan membuat Blok Pengandaan Mata Tempel (BPMT) Jengkol varietas Abdya yang sumber benih berasal dari Pohon Induk Tunggal (PIT) Jengkol varietas Abdya.
Sedangkan perbanyakan Benih Sebar (BR) dilakukan pada setiap tahun oleh penangkar benih dan disesuaikan dengan penyerapan pasar.
Untuk mendukung rencana pengembangan Jengkol, penangkar benih hortikultura sampai dengan tahun 2023 akan mempersiapkan sebanyak 500.000 benih jengkol varietas abdya dalam rangka mendukung program pemberdayaan petani maupun reboisasi.
Pada tahun 2019 telah ditanam sebanyak 18.000 benih (kelas Benih Sebar) dan pada tahun 2020 telah tersedia sebanyak 60.000 benih (kelas Benih Sebar).
Bagi petani yang ingin menanam jengkol, bisa mempertimbangkan jengkol varietas Abdya. Jengkol mempunyai penggemar fanatik, jadi untuk pemasaran akan selalu ada yang membutuhkan.