Kacang hijau merupakan komoditas pertanian yang menguntungkan. Selain untuk konsumsi dalam negeri, kacang hijau ternyata dibutuhkan untuk ekspor. Ekspor kacang hijau menempati posisi kedua setelah jagung. Ini merupakan peluang bagi para petani untuk menanam kacang hijau.
Kacang hijau merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan. Kacang hijau biasanya di tanam pada musim kemarau setelah masa panen padi. Kacang hijau bisa tumbuh di tanah lempung maupun tanah berpasir. Kacang hijau bisa bisa dipanen dalam waktu 2 bulan (57hari).
Untuk harga kacang hijau per kg sekitar 12000-25000. Sebagai gambaran, dari data litbang.pertanian.go.id, produktivitas kacang hijau varietas Vimil 1 adalah 2ton per ha. Berarti petani akan mendapatkan sekitar 35 juta per ha, bisa panen dalam 2 bulan.
Produktivitas kacang hijau per ha yang hanya sekitar 2ton memang terbilang rendah, dibandingkan ubi jalar bisa mencapai 25ton atau padi 10ton. Tapi waktu panen yang hanya 2 bulan berarti ongkos produksi untuk perawatan juga lebih rendah.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik, untuk tahun 2020 Indonesia mengekspor kacang hijau seberat 49,14 ribu ton pada 2020, naik dibandingkan pada 2019 yang mencapai 36,05 ribu ton. Ekspor kacang hijau menempati posisi kedua dengan (19,82%) setelah ekspor jagung (63,34%).
Data BPS periode Januari – Juni 2019, negara tujuan ekspor kacang hijau diantaranya Jepang, Hongkong, Cina, Taiwan, Vietnam, Singapura, Philipina dan Timor Leste. Jumlah ekspor kacang hijau ke negara-negara tersebut sebanyak 3.400 ton dengan nilai Rp 42 miliar.
Sementara pasar ekspor kacang hijau masih ters berkembang ke Australia, Amerika Serikat, Brasil, dan India. Peluang pasar kacang hijau di pasar internasional terus bertumbuh.
Untuk kebutuhan dalam negeri, kacang hijau dibutuhkan untuk pembuatan taoge/kecambah, bubur kacang hijau, tempe kacang hijau, aneka makanan tradisional, dan industri makanan dan minuman.
Varietas unggul kacang hijau
Agar hasil panen kacang hijau besar, petani perlu menanam varietas unggul kacang hijau. Badan Penelitian Aneka Kacang dan Umbi (BALITKABI) Litbang Kementerian Pertanian sudah mengeluarkan banyak varietas unggul kacang hijau, antara lain: Vimil 1 (varietas baru), Kenari, Murai, Perkutut, Kutilang, Sampeong, Vima 1, Vima 2, Vima 3, Vima 4, dan Vima 5.
Kepala Balitkabi Yuliantoro Baliadi menyampaikan bahwa Balitkabi sudah melepas varietas-varietas yang lebih unggul dari Vima 1 dan berharap petani mau beralih ke varietas unggul baru. Varietas yang telah dirilis terlebih dahulu produksinya kurang dari 2 ton/ha, sedangkan varietas unggul baru produksinya diatas 2 ton per hektar.
“Kacang hijau varietas Vima 5 dengan produktivitas lebih tinggi dari varietas Vima 1 dan memiliki kriteria warna biji hijau kusam, varietas Vima 5 produktivitas dapat mencapai 2,34 ton per hektar, dengan peningkatan produktivitas tersebut otomatis pendapatan petani juga akan meningkat,” ujar Yuliantoro seperti dikutip dari litbang.pertanian.go.id.
Menurut data dari BPS, ada empat provinsi yang memiliki luas panen kacang hijau cukup besar di antaranya Jawa Tengah, Jawa Timur, Selawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sementara untuk luar Jawa Sulawesi Selatan adalah salah satu wilayah yang memiliki potensi besar sebagai sentra produksi kacang hijau. Ada empat wilayah di Sulsel yang menjadi penghasil kacang hijau yakni Kabupaten Wajo, Pangkep, Gowa dan Jeneponto.
Jadi menanam kacang hijau sangat prospek. Ekspor terus bertumbuh, berarti peluang produk terserap akan besar sehingga harganya akan terjamin. Penggunaan varietas unggul yang sudah terbukti mempunyai produktivitas yang tinggi berpeluang mendapatkan hasil panen besar dan menguntungkan.
