Logo Taninews.com - media informasi dan hobi pertanian

Mappadendang, tradisi menyambut panen padi orang Bugis

 Admin Satu  Penulis   Karawang   7/03/2022  diubah:15/03/2023 at 13:56     Ragam   

Mappadendang, tradisi menyambut panen padi orang Bugis
Mapadendang. Foto: makassar.tribunnews.com

Indonesia kaya akan budaya dan adat istiadat, salah staunya dalam tradisi menyambut panen padi. Kalau di beberapa tempat di pulau Jawa ada tradisi wiwit/wiwitan, di Sulawesi ada Mappadendang. Mappadendang merupakan tradisi pesta panen adat suku Bugis, saat menyambut maupun usai panen padi untuk menyambut turunnya dewa padi atau Dewi Sri sebagai pembawa berkah bagi keluarga petani.

Acara Mappadendang ini biasanya dilakukan pada lapangan terbuka dan dimulai setelah maghrib atau malam hari. Orang-orang dari kampung sebelah biasanya ikut hadir menyaksikan acara ini. Berkumpul bersama menambah rasa persaudaraan antarsesama.

Mappadendang dilakukan warga dengan menggunakan baju adat. Kegiatan itu diawali dengan membacakan doa keselamatan bagi seluruh warga kampung yang dilakukan oleh seorang tokoh adat. Saat sang tokoh adat memimpin upacara atau doa bersama perwakilan tokoh adat lainnya dari warga dusun tetangga ikut mengaminkan ritual suci tersebut.

Mappadendang ini dilakukan oleh beberapa wanita dan laki-laki yang mengenakan pakaian adat. Mereka secara bergantian memukul lesung menggunakan alu, sehingga menciptakan irama yang sinkron/serasi antara tumbukan yang satu dengan yang lainnya. Alat yang digunakan yaitu berupa sebuah lesung yang besar dan panjang serta beberapa alu digunakan untuk menumbuk pada masing-masing orang yang terlibat di dalamnya.

Sejumlah makanan disajikan di nampan atau baki yang terdiri dari beras ketan (sokko’) 7 rupa, pisang, ayam dan menu makanan lainnya. Semua ini dipersembahkan untuk sang Dewi Sri agar ia bermurah hati untuk meningkatkan hasil panen petani tahun ini.

Selain bentuk suka cita, ritual Mappadendang juga dimaksudkan untuk mempertahankan warisan budaya leluhur yang dikhawatirkan makin ditinggalkan generasi muda. Indonesia kaya akan adat istiadat dan tradisi. Ini memperkaya khasanah budaya bangsa.

Sumber:
www.kompas.com
www.kabarmakassar.com

Foto: makassar.tribunnews.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Profile

foto user
Admin Satu
 Penulis   Karawang

Ini adalah administrator satu. Bertanggungjawab menangani pengaturan website seperti mengunggah artikel, memperbaiki tampilan, menambah fungsi, mengubah role anggota, dll.

Lihat Profil
Belum menjadi anggota?
Daftar di sini

Tulisan dari Admin Satu


Terkait

Tradisi methik padi, tradisi memanen padi
 Admin Satu  Penulis   Karawang

Tradisi methik padi, tradisi memanen padi


  13/11/2022   Ragam 
Upacara Penti di NTT, ungkapan syukur atas panen
 Admin Satu  Penulis   Karawang

Upacara Penti di NTT, ungkapan syukur atas panen


  9/03/2022   Ragam 
Makan durian gratis di Festival Durian KenDuren Wonosalam
 Admin Satu  Penulis   Karawang

Makan durian gratis di Festival Durian KenDuren Wonosalam


  10/03/2023   Ragam 
Tradisi menanam padi orang Tobaru, Halmahera
 Admin Satu  Penulis   Karawang

Tradisi menanam padi orang Tobaru, Halmahera


  6/04/2022   Ragam