“Tak tandur pari, jebul thukule malah suket teki” artinya saya menanam padi, tapi tumbuhnya rumput teki. Ini penggalan syair lagu Suket Teki dari alm. penyanyi Didi Kempot. Sudah lumrah kalau menanam tanaman di sawah rumput atau gulma ikut tumbuh, demikian juga hama tanaman ikut datang.
Hama tanaman atau disebut Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah organisme yang berukuran makro ataupun mikro yang dapat mengganggu atau merusak tanaman yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu: hama, vektor atau penyebab penyakit, dan gulma (Yuwono dkk, 2019).
Contoh hama yang menyerang tanaman padi, yaitu tikus, penggerek batang coklat, walang sangit, wereng, kutu kebul, keong mas, dan lain sebagainya. Selain itu juga aneka macam jamur, bakteri, dan virus yang bisa menyebabkan layu atau busuk buah.
Cara paling umum untuk menghilangkan hama adalah dengan pestisida. Cara ini bisa dengan cepat mematikan hama baik berupa serangga, tikus, jamur, atau gulma. Namun penggunaan pestisida terus menerus menimbulkan dampak pencemaran tanah, apalagi dengan dosis yang tinggi. Residu pestisida yang mengendap dalam tanah dalam jangka panjang bisa menyebabkan gangguan kesehatan.
Perlindungan tanaman dari hama dapat juga memanfaatkan musuh alami hama atau OPT yang berada di sekitar lingkungan tersebut. Pengendalian hama ini dilakukan dengan pendekatan ekologi yang bersifat teratur dan disiplin menggunakan taktik atau cara yang sesuai dengan prinsip kelestarian lingkungan untuk mengelola populasi hama (Sutanto, 2002).
Salah satu cara untuk mengendalikan hama secara alami adalah dengan teknik refugia. Refugia merupakan mikrohabitat yang ditanam di sekitar tanaman yang dibudidayakan bagi predator dan parasitoid untuk berkembang biak.
Manfaat refugia adalah sebagai area konservasi musuh alami di sawah. Refugia berfungsi sebagai tanaman penarik hama, tanaman penolak hama, tempat berlindung, menarik musuh alami untuk hidup dan berkembangbiak di area tersebut.
Refugia menyediakan sumber nutrisi dan energi seperti nektar, serbuk madu dan embun madu yang dibutuhkan oleh musuh alami sehingga kehadiran musuh alami dapat menyeimbangkan populasi hama pada batas yang tidak merugikan. sumber: Distan Buleleng
Tanaman Refugia dapat dijadikan sebagai penarik serangga yang akan menjadi musuh alami OPT. Contoh tanaman refugia yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama ini adalah bunga kembang kertas (Zinnia ellegans). bunga Matahari (Heliantus annuus L.), Bunga Marigold/telekan (Tagetes erecta), dan bunga Kenikir (Cosmos caudatus).
Contoh tanaman yang berpotensi besar sebagai refugia adalah tanaman bunga matahari, kenikir, marigold/telekan, dan tanaman bunga kertas (zinnia). Tanaman-tanaman tersebut mempunyai bunga yang mencolok, aroma yang tajam (terutama Marigold) sehingga bisa menarik musuh alami hama.
Selain itu, tanaman kacang panjang juga bisa digunakan untuk usaha konservasi musuh alami. Keuntungan menggunakan tanaman kacang panjang ini selain bisa diambil kacang dan daunnya juga sebagai sebagai refugia.
Kemudian bunga kertas kertas (zinnia), selalu mekar dan bunganya beraneka warna sehingga banyak dikunjungi serangga dari berbagai jenis kupu-kupu, semut, kumbang, laba-laba dan lebah.
Bunga warna-warni akan menarik serangga, terutama lebah untuk mengambil nektarnya. Keberadaan bunga juga akan menarik hama tanaman dan predatornya sehingga peluang hama untuk menyerang tanaman pertanian menjadi berkurang.
Menurut Setyadin dkk., (2017) musuh alami OPT mengalami peningkatan jumlah populasi di lahan persawahan dengan bantuan tanaman refugia. Beberapa contoh musuh alami OPT yang dapat ditemukan di sawah dengan adalah kumbang Koksinelid, belalang sembah, lebah, dan capung jarum.
Musuh alami tersebut dapat berperan menjadi predator bagi OPT yang menyerang tanaman padi. Keberadaan musuh alami tersebut juga dapat dipengaruhi oleh faktor abiotik seperti: intensitas cahaya, suhu, dan kelembapan.
Tanaman refugia yang dapat menarik musuh alami OPT menyebabkan keseimbangan ekosistem sehingga OPT yang terdapat di lahan sawah dapat dikendalikan oleh para petani.
Penggunaan tanaman refugia bukan untuk membunuh hama tanaman, tetapi sebagai pengalih perhatian hama dan mengundang musuh alami hama tanaman. Dengan populasi musuh alami yang meningkat maka populasi hama akan menurun. Ini bisa diterapkan untuk pertanian yang ramah lingkungan.
Penggunaan tanaman refugia jelas sangat ramah lingkungan sementara penggunaan insektisida akan mmbunuh hama sekaligus musuh alami hama. Ini akan merugikan secara ekologi.
Ahmad Ryan Cahyono & Intan Hadiat
protan.faperta.unej.ac.id