Beberapa waktu yang lalu harga minyak goreng mencapai Rp40ribu per 2 liter atau sekitar Rp20ribu per liter. Sekarang pemerintah menetapkan HET (harga eceran tertinggu) untuk minyak goreng kemasan adalah Rp14ribu per liter. Tiba-tiba minyak goreng jadi langka. mengapa?Menurut Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Toga Sitanggang, kelangkaan minyak goreng di pasaran dan minimnya ketersediaan diakibatkan adanya perubahan kebijakan yang cepat, sehingga membuat pelaku industri dari hulu ke hilir butuh waktu untuk merespons.
“Kami bisa melihat bahwa sebenarnya tidak ada kelangkaan bahan baku. Sebab. Dari total produksi konsumsi dalam CPO negeri baru mencapai 36 persen,” kata Toga, kepada wartawan di Surabaya, Kamis (20/2/2022) seperti dikutip antara.com.
Toga yang sebelumnya berbicara dalam webinar yang digelar PWI Jatim menegaskan, bahwa tuduhan pemilik komoditas CPO menjadikan pasokan minyak goreng minim karena lebih suka untuk ekspor tidak benar. Sebab, menurut data yang ditunjukkan, ekspor CPO tahun 2021 bahkan menurun, dengan total ekspor mencapai 33 juta ton. Padahal, ekspor CPO pada 2020 mencapai 34 juta ton.
“Yang menjadi masalah, produsen minyak goreng seperti dia harus mengalami kebingungan setelah pemerintah beberapa kali mengubah kebijakan. Padahal, setiap ada perubahan, pelaku industri butuh waktu beberapa hari untuk menyesuaikan dengan sistem mereka,” katanya.
Toga mencontohkan, saat Kementerian Perdagangan sudah mengumumkan aturan baru sebanyak tiga kali dalam satu bulan, yakni awal diumumkan tanggal 12 Januari 2022. Lalu, 19 Januari 2022. Terakhir, diubah lagi pada di akhir bulan.
“Tentu kami sebagai pelaku industri juga tak bingung mengaplikasikan hal tersebut,” katanya. (antaranews.com)
Jadi penyebabnya adalah kebijakan pemerintah yang berubah-ubah.