Penjabat Wali Kota Jayapura Frans Pekey di Jayapura, Selasa (12/9/23), mengatakan untuk saat ini lahan yang dibuka untuk penanaman padi jenis Inpari IR Nutri Zinc seluas dua hektare sehingga areal tersebut akan diperluas menjadi 10 hektare.
“Ini sebagai upaya Pemkot Jayapura untuk mengendalikan inflasi melalui sektor pertanian,” katanya.
Menurut Pekey, varietas Padi yang ditanam di Distrik Muara Tami guna menghasilkan beras Nutri Zinc atau varietas unggul jenis Inpari IR Zinc.
Dia menjelaskan areal persawahan yang disiapkan sebagai lahan padi jenis Inpari IR Zinc tersebut telah melalui observasi intensif sehingga diharapkan dari hasil penanaman saat ini bisa menghasilkan beras sebanyak 16 hingga 20 ton.
“Dengan demikian maka akan memenuhi ketahanan pangan sehingga inflasi di Kota Jayapura bisa dikendalikan,” ujarnya.
Dia menambahkan Pemkot Jayapura bersama forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) akan terus melakukan penanaman sehingga ke depan ada beras lokal yang diproduksi.
“Kami harap penanaman padi tidak berhenti tetapi terus menerus secara berkelanjutan,” katanya lagi.
Pihaknya menargetkan padi jenis Inpari IR Zinc akan di panen pada akhir November 2023 selain itu diharapkan agar masyarakat setempat dapat memaksimalkan lahan tidur yang tersedia untuk sektor pertanian.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Jayapura Jean Rollo mengatakan untuk musim tanam tahun ini pihaknya menargetkan agar lahan seluas 300 hektare di kota tapal batas ini bisa ditanam padi.
“Untuk penanaman padi pada lahan 10 hektare kami menargetkan sebanyak 15-20 ton benih padi sehingga saat musim panen bisa memenuhi permintaan dari Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom, Papua,” katanya.
Setidaknya,Kelompok tani ada 126 dari 4 ribu rumah tangga tani dengan jumlah petani sebanyak 12 ribu orang. Satu kelompok tani ada 20 sampai 40 rumah tangga jadi jika kita bisa memenuhi kebutuhan petani dan kelompok tani maka dipastikan konsumsi pangan khususnya beras akan lancar dan menekan laju inflasi.