Di Indonesia, petani menanam padi dengan cara yang sudah dipakai turun temurun. Biasanya padi dibuat dengan baris-baris dengan jarak relatif sama. Ada yang menggunakan meteran pengukur jarak (mal), yang hasilnya baris tanaman yang rapi, ada yang menanam bebas tanpa meteran yang hasilnya kurang rapi. Ada satu cara menanam padi yang dinamamakan Jajar Legowo.
Sistem tanam padi jajar legowo bertujuan membuat ruang yang lebih longgar untuk tanaman padi, sehingga menghasilkan rumpun yang lebih banyak. Kalau diamati, tanaman padi yang di pinggir biasanya lebih rimbun dan lebih banyak bulirnya, hal inilah yang ingin diperbanyak dengan sistem jajar legowo. Caranya dengan membuat spasi/jarak yang lebih lebar setiap 2 atau 4 baris. Sistem tanam 4 baris satu baris kosong disebut sistem 4:1, sementara sistem tanam 2 baris dengan spasi baris kosong disebut sistem 2:1.
Inilah mengapa dinamakan jajar legowo (legowo: jembar, lebar). Inti dari sistem tanam ini adalah memperbanyak tanaman pinggir dengan harapan pertumbuhannya lebih bagus dan hasilnya lebih tinggi. Tanaman yang ada di pinggir akan mendapat sinar matahari yang lebih banyak daripada tanaman yang di tengah. Ini artinya, jika rumpun-rumpun yang ada di pinggir semakin banyak maka hasilnya juga akan lebih banyak. Penerapan jajar legowo selain meningkatkan populasi pertanaman, juga mampu dapat berfotosintesa lebih baik.
Mengenai jarak tanam yang efektif perlu penelitian empiris, tapi dari penga;aman ada jarak yang direkomendasikan yaitu menggunakan jarak tanam (25×25) cm antar rumpun dalam baris; 12,5 cm jarak dalam baris; dan 50 cm sebagai jarak antar barisan/lorong atau ditulis (25×12,5×50) cm.
Sistem tanam legowo 2:1 akan menghasilkan jumlah populasi tanaman per ha sebanyak 213.300 rumpun, serta akan meningkatkan populasi 33,31% dibanding pola tanam tegel (25×25) cm yang hanya 160.000 rumpun/ha.
Penelitian jajar legowo sudah dilakukan sejak tahun 2000. Dari hasil penelitian membuktikan, salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah jarak tanam. Jarak tanam yang rapat mengakibatkan persaingan antar individu tanaman. Persaingan terjadi karena sinar matahari yang diterima sedikit. Akibatnya, varietas pada umumnya tidak tumbuh optimal. Pertumbuhan yang kurang optimal ditunjukkan dari jumlah anakan dan malai yang lebih sedikit.
Selain itu, panjang malai lebih pendek, dan jumlah gabah per malai berkurang. Hal tersebut diperkuat dengan fakta di lapangan bahwa penampilan individu tanaman padi pada jarak tanam lebar lebih bagus dibandingkan jarak tanam rapat.