Ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, domba membutuhkan hijauan tanaman sebagai makanan. Umumnya, usaha peternakan di desa dilakukan hanya sebagai usaha sampingan disamping mengolah sawah. Jadi hasil menyiangi rumput di sawah bisa dijadikan pakan ternak.
Menyediakan pakan ternak yang cukup dan bergizi bisa menjadi masalah kalau memiliki jumlah ternak yang banyak. Untuk itu, peternak perlu mengetahui hijauan atau tanaman yang bisa digunakan sebagai pakan ternak. Hijauan ini bisa ditanam disebagian areal sawah, pekarangan, atau dijadikan pagar. Tergantung seberapa banyak ternak kita, juga tergantung berapa besar pakan yang mau dipenuhi dengan tanaman ini.
Syarat untuk hijauan sebagai pakan ternak adalah mudah dibudidayakan dan mempunyai kandungan gizi tinggi yang diperlukan hewan ternak, terutama protein, sehingga pertumbuhan ternak cepat.
Berikut beberapa tanaman berprotein tinggi yang bisa dijadikan pakan ternak
1. Indigofera
Indigofera (Indigofera tinctoria Linn.) merupakan sumber pakan ternak berprotein tinggi yang masuk kelompok polong-polongan (leguminosae). Indigofera bisa ditanam di tanah yang kurang subur, berpasir, lahan kritis, dan tahan kekeringan. Indigofera memerlukan sinar matahari langsung, sehingga tidak memerlukan naungan/tanaman peneduh.
Indigofera mempunyai daun warna hijau tua berbentuk oval, berbunga kecil yang berkelompok dengan warna ungu. Batang indigofera semi berkayu tingginya bisa mencapai 3-4 meter. Daun indigofera bisa dipanen ketika berusia 60 hari.
Kelebihan daun idigofera sebagai pakan ternak adalah mempunyai kandugan protein kasar mencapai 30%. Kemudian kandungan serat kasar 22,83%, kadar abu 13,29%, Ca 3,57%, dan TDN mencapai 55,46%.
Selain itu, kandungan tanin dalam daun indigofera sangat rendah, sehingga aman digunakan tanpa diproses terlebih dahulu. Tanin yang rendah berarti mempunyai sifat antinutrisinya juga rendah.
2. Gamal
Gamal (Gliricidia sepium) adalah nama sejenis perdu dari kerabat polong-polongan (suku Fabaceae alias Leguminosae). Gamal juga disebut sebagai kerside, gliriside, sliridia, liriksidia, sirida, dan cebreng.
Gamal bisa ditanam menggunakan biji maupun stek batang. Gamal mempunya sifat mengikat nitrogen sehingga bisa dijadikan tanaman penyubur lahan.
Daun gamal cocok dijadikan pakan ternak karena mempunyai kandungan Protein Kasar (PK) berkisar 20,28% – 25,52% dan TDN (nutrisi tercerna) sebesar 58,45% – 69,73% (hasil pengujian BPMSP Bekasi 2019, sampel dari kebun BPTU-HPT Pelaihari). Dengan hasil tersebut, daun gamal baik diberikan untuk ternak ruminansia.
3. Kaliandra
Kaliandra (Calliandra calothyrsus) merupakan salah satu jenis tanaman leguminosa yang dapat dijadikan sebagai salah satu pakan sumber protein murah bagi ternak yaitu mengandung protein kasar 20% – 25% (Willyan et al., 2007).
4. Rumput Gajah/Odot
Rumput Odot sendiri merupakan salah satu varietas Rumput Gajah (Pennisetum purpureum). Tanaman ini dikenal dengan julukan Dwarf Elephant Grass atau Mott Elephant Grass dan dikembangkan pertamakali di Florida, Amerika Serikat. Sejak awal millenium ketiga ini, Rumput Odot menjadi primadona pakan rumensia di Indonesia. Varietas ini dikenal juga sebagai Rumput Gajah Mini.
Rumput odot bisa menjadi pilihan karena memiliki produksi yang tinggi dan sangat mudah berkembang. Rumput odot memiliki jumlah anakan yang sangat banyak bisa mencapai 20 anakan setiap rumpunnya. Yangtak kalah penting, rumput odot dan memiliki kandungan nutrisi mencapai 13.55% bahan kering, 85,55% bahan organik, 12,94% protein kasar,27,47% serat kasar (Sirait, 2017).
5. Daun singkong
Daun singkong juga termasuk hjauan berprotein tinggi yang bisa dijadikan alterntaif pakan ternak ruminansia. Jadi selain diambil umbinya, daunnya bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Daun singkong ada yang mempunyai kadar sanida yang cukup tinggi (terutama singong karet dan singkong industri) sehingga untuk dijadikan pakan ternak perlu dilakukan perlakuan untuk menurunkan kadar sianida.
Cara menurunkan kadar sianida daun singkong adalah dengan melayukannya. Daun singkong diangin-anginkan selama kurang lebih 24 jam sehingga daun singkong layu. Cara lainnya adalah dengan menjadikannya silase atau difermentasi. Dengan perlakuan tersebut, daun singkong aman dikonsumsi ternak.
Dikutip dari website Dinas Peternakan Kalimantan Timur, Hasil analisa kimiawi daun singkong di Laboratorium Pakan Balitnak Bogor berdasar % BK menunjukan BK 23,36 %; Protein kasar 28,66 %; TDN 61 %; Serat kasar 19,06 %; Lemak 9,41 %; BETN 34,08 %; Abu 8,83 %; Ca 1,91 %; P 0,46 %. Tingginya kandungan protein kasar, daun singkong menjadi bahan pakan sumber protein.
Penelitian pemanfaatan daun singkong sebagai pakan tambahan untuk ternak adalah penambahan daun singkong sebanyak 25 % dan 50 % ke dalam ransum dasar jerami padi dan urea terbukti menaikkan bobot kambing. Pertambahan bobot badan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertambahan bobot badan kambing yang diberi ransum dasar tanpa daun singkong. (Winugroho dan Chaniago, 1986).
Kemudian domba yang mendapat ransum dengan penambahan 2 kg daun singkong yang telah dilayukan 24 jam menunjukan pertambahan bobot badan harian tertinggi (67 g/ekor/hari). (Mathius et.al., 1983).
Pakan ternak berprotein tingi sangat penting untuk menjaga pertumbuhan ternak yang lebih baik. Selain rumput sawah tambahkan juga pakan alternatif seperti di atas.