Dari data Kementerian Pertanian tahun 2019, produksi ubi kayu/singkong nasional sebesar 19.301.588ton. Dari jumlah tersebut, Provinsi Lampung menjadi penghasil terbesar ubi kayu nasional dengan 6.683.758ton, disusul Jawa Tengah dengan 3.267.417ton, dan Jawa Timur 2.551.840ton.
Berikutnya Jawa Barat dengan 1.635.031ton, DIY 859.393, dan Nusa Tenggara Timur 853.468ton.
Untuk daerah penghasil ubi kayu di masing-masing provinsi adalah sebagai berikut:
Lampung (Lampung Tengah, Tulang Bawang, Lampung Timur, Lampung Utara, Way Kanan dan Lampung Selatan), Jawa Tengah (Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Boyolali, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Pati, Jepara), Jawa Timur (Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Malang, Bondowoso, Purbalingga, Ngawi, Pasuruan, Tuban, Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Sumenep),
Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sumedang, Purwakarta),
DI Yogyakarta (Gunung Kidul), NTT (Sumba Barat, Kupang, TTS, TTU, BELU, Flores Timur, Sikka, Manggarai).
Singkong bisa menjadi sumber alternatif karbohidrat pengganti nasi. Singkong bisa dikonsumsi langsung (dengan direbus, digoreng), diolah menjadi tiwul, gethuk, kripik atau dibuat tepung. Tepung mocaf (modified cassava flour) menjadi bahan alternatif pengganti tepung. Tepung Mocaf menjadi harapan pengganti terigu.
Prospek singkong di masa depan sangat bagus. Apalagi semenjak konflik Rusia – Ukraina pasokan gandum terganggu dan harga naik. Tidak hanya itu, ketergantungan hanya pada satu sumber makanan akan menyebabkan krisis kalau pasokan teranggu. Singkong merupakan solusi pengganti untuk sumber karbohidrat dan tepung.
Untuk tingkat dunia, Indonesia menduduki peringkat keempat dalam ekspor ubi kayu setelah Nigeria, Thailand dan Brasil. Indonesia sangat potensial untuk menjadi penghasil singkong karena ketersediaan lahan yang luas. Banyak lahan yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Mau menananam singkong? Ini ada daftar varietas unggul singkong.