Jengkol, makanan yang digemari secara fanatik oleh sebagian orang, begitu juga dijauhi sebagian yang lain. Jengkol mempunyai aroma yang tajam, bagi yang tidak suka bisa menimbulkan efek menusuk. Tapi faktanya, Jengkol banyak yang menyukai, di masyarakat Betawi dan Sunda, jengkol menjadi makanan favorit.
Jengkol bisa dijadikan campuran sambal goreng, keripik, balado jengkol, atau semur jengkol. Karena banyak pengemarnya, ketika harga jengkol naik beberapa waktu yang lalu, sempat menjadi berita hangat.
Daerah mana saja yang menjadi penghasil jengkol di Indonesia? Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jengkol Indonesia tahun 2021 sebesar 152.609ton, dan Sumatra Barat penghasil terbesar jengkol se-Indonesia dengan produksi 26.157ton. Disusul Jawa Barat dengan 25.157ton, kemudian Lampung dengan 17.858ton.
Penghasil jengkol terbesar berikutnya adalah Jawa Tengah 13.375ton, Jambi 11.043, Sumatra Selatan 10.850ton, Kalimantan Barat 10.224ton, Banten 8.605ton, Sumatra Utara 8.463ton, dan Riau 6.572ton.
Berikutnya
ACEH | 6539 |
BENGKULU | 4190 |
KALIMANTAN TENGAH | 3015 |
JAWA TIMUR | 1796 |
SULAWESI SELATAN | 1233 |
SULAWESI TENGGARA | 1034 |
KALIMANTAN SELATAN | 963 |
KALIMANTAN TIMUR | 716 |
KEP. RIAU | 529 |
KEP. BANGKA BELITUNG | 527 |
DI YOGYAKARTA | 313 |
SULAWESI TENGAH | 133 |
PAPUA BARAT | 96 |
KALIMANTAN UTARA | 20 |
PAPUA | 10 |
NUSA TENGGARA BARAT | 6 |
MALUKU | 5 |
MALUKU UTARA | 1 |
Kemudian DKI JAKARTA, BALI, NUSA TENGGARA TIMUR, SULAWESI UTARA, GORONTALO, SULAWESI BARAT tidak mempunyai produksi jengkol.
Demikianlah produksi jengkol nasional Indonesia tahun 2021. Yang mau bisnis makanan berbahan jengkol bisa menentukan mau membeli dimana bahan bakunya.